A Strong Woman is (not always) Strong

Barusan banget!! Pertama kalinya saya mengetahui betapa kilatnya pencopet beraksi. Nauzubillahiminzalik…

Kejadian sekitar pukul 20.00-20.30, berawal dari saat saya berniat membeli indomi di Indomaret Jl. Dr. Mansyur Medan, yang di seberang cafenya Jessica Iskandar. Berhubung keluar itu niatnya cuma ngisi pulsa di ATM dan beli indomi, jadi saya nggak pake tas dan dompetnya dipegang. Selama di motor, dompet saya simpan di bagasi motor, jadi kalau turun saya harus buka dulu joknya, ceroboh bin bodoh banget kan? Feeling saya udah super nggak enak untuk melakukan hal bodoh itu, tapi terlalu malas rasanya untuk membawa tas sandang mungil, dompet itupun terlalu tebal untuk dimasukkan ke kantong jaket atau celana (tebel gara-gara kartu-kartuan sih, kartu ATM lah, KTM lah, KTP lah, SIM & STNK lah, kartu transtud lah, dan beberapa kartu member supermarket, maklum hobi jajan –“).

Pas parkir dan mau masuk Indomaret saya ambil dompet di bagasi motor (kebodohan 1), muter-muter sebentar di bagian mi, setelah itu saya langsung keluar karena saya tidak menemukan Indomi yang dicari (Indomi Goreng Pedas, Indomi yang cukup langka sih), tentunya masih dengan memegang dompet tebel yang menggoda dengan sembrono (kebodohan 2). Pas di luar baru mau masukin dompet ke bagasi motor (kebodohan 3), ada tukang parkir yang sigap banget nyegat, padahal saya belum 2 menit parkir. Berhubung uang cuma di dompet, saya pun membuka dompet (kebodohan 4) dan mengambil uang 2ribuan. Sesaat setelah dompet dimasukkan ke bagasi dan sibuk mengeluarkan motor dari parkiran, saya mendengan suara mesin motor yang digas paksa. Ternyata 2 meter di kanan saya seorang perempuan dengan wajah shock memandang ke arah tangannya, sepertinya dompetnya sukses berpindah ke tangan sang copet. Tukang parkir yang tadinya fokus ke saya (agar saya tidak kabur tanpa bayar parkir pastinya) langsung ribut dan terkesan memprovokasi. Tapi anehnya, tidak ada inisiatif seseorangpun untuk mengejar si copet, termasuk si tukang parkir. Si bapak justru memperpanas suasana sekitar, entah karena takut dituduh sekomplot atau apa. Saya pun berusaha menjaga diri agar tetap fokus, siapa tau ada modus lain, seperti pengalih perhatian dan sebagainya. Tanpa pamitan apalagi cium tangan, saya pun segera memundurkan motor dan melaju tanpa dosa meninggalkan si tukang parkir. Di jalan saya langsung memastikan harta saya waktu itu yakni dompet dan hp, masih baik-baik saja pada tempatnya. Saya pun baru sadar kalau kabel headset melintang diluar outfit dari balik jilbab ke arah saku celana (kebodohan 5), Astaghfirullah… kurang menggoda apalagi coba buat maling, copet dan sebangsanya.

Alhasil sepanjang perjalanan yang-Alhamdulillah-nggak-jauh-dari-kosan, saya langsung nyebut-nyebut, berjanji nggak akan keluar malam kalau nggak bener-bener urgent, nggak akan melakukan kebodohan-kebodohan tadi lagi. Seberani-beraninya, setua-tuanya jadi perantau, selarut pagi apapun kamu pernah pulang, inget, kamu masih seorang cewek! Perempuan! Wanita! Target manusia-manusia kejam di luar sana. Dunia ini tidak aman teman, apalagi untuk kaum hawa. Ingat orangtua di rumah, menahan hati untuk merelakan anak gadisnya menuntut ilmu di negeri orang. Jangan balas pengorbanan lahir batin orangtua melepaskan mu dengan perbuatan-perbuatan bodoh yang tidak penting, apalagi membahayakan diri sendiri. Nauzubillahiminzalik…