Kisah 9 Wali Trans TV


Halo!
Lagi-lagi saya membiarkan blog ini mulai berdebu, yah karena keasikan liburan sepertinya –” Hmm kali ini saya akan mereview sebuah mini seri andalan trans tv di bulan ramadhan ini, Kisah 9 Wali.
Well sebenarnya saya adalah penonton yang cukup banyak maunya. Saya ngga terlalu suka drama tv Indonesia, mulai dari sinteron stripping mahal sampai FTV alay. Saya juga paling anti sama acara komedi yang menurut saya selain ngga lucu, juga ngga mendidik. Sayangnya, program-program itulah yang sangat menjual di Indonesia *geleng kepala*.
Saya sangat bersyukur YKS (ga perlu sensor-sensoran lah ya :p) dihentikan jelang Ramadhan, namun sialnya, acara-acara sejenis yang tidak lucu itu justru makin menjamur balik jelang maghrib maupun saat sahur (oke, memang program seperti ini yang sangat menjual di Indonesia). Yasudah, saya tidak bisa memaksakan selera pribadi.
Awalnya cukup kecewa karena tidak banyak acara bermutu yang dapat saya nikmati di bulan istimewa ini. Saking kecewanya saya sering ngeskip beberapa channel yang masuk blacklist saat scrolling (apadeh) remote tv. Salah satu blacklist itu adalah trans tv, yak karena saya udah terlanjur males banget untuk sekedar “lewat” saat YKS berlangsung walaupun saya tau acara itu sudah tiada.
Namun waktu itu bunda yang megang remote dan berhenti di trans tv. Awalnya saya menghela nafas panjang, bersiap untuk pindah dan lanjut nonton di tv kamar. Namun niat saya terhenti saat membaca judulnya. “Kisah 9 Wali”. Wow, apakah trans tv putus asa karena kehilangan YKS dan memutuskan untuk mengikuti jejak si channel naga-nagaan? Yah soalnya waktu itu lagi adegan berantem dan sound effect yang rada berlebihan hehehe. Karena penasaran, saya pun terus menontonnya hingga akhir. Episode waktu itu tentang Sunan Drajat, jiaaah keren ternyata!
Sejak malam itu saya dan bunda selalu nangkring di depan tv pukul 20:30, karena itu juga saya jadi ngga bisa nunda-nunda tarawehan, karena kalau udah terlanjur nonton, tarawehannya bisa jam 22 keatas, berat meen buat yang imamnya cetek kayak saya hahahah –”
Drama ini menceritakan perjalanan 9 Wali dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Mereka adalah Sunan Gresik (David Chalik), Sunan Ampel (Teguh Satrya), Sunan Giri (Boy Hamzah), Sunan Bonang (Ali Zaenal), Sunan Drajat (Sandy Syarif), Sunan Muria (Dimas Seto), Sunan Kudus (Reza Pahlevi), Sunan Kalijaga (Donny Alamsyah), dan Mario Irwinsyah (Sunan Gunung Jati). Setiap episode akan mengangkat kisah satu wali, atau orang yang berada disekitar wali tersebut. Selain 9 Wali, ada juga tokoh kontroversial Syekh Siti Jenar (Alex Abad) yang dipercaya sebagai Wali ke-10.
FYI, mini seri ini juga didukung penuh oleh Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh, dan KH Agus Sunyoto, pakar sejarah Islam Nusantara yang juga Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama. Keren ngga tuh?
Emang sih kekuatan sunan-nya rada berlebihan, mendekati nabi kalau menurut saya. Tapi yah, buat menarik hati penonton, sepertinya itu memang dibutuhkan. Kalau buat penikmat love story seperti saya, mini seri ini juga menyajikannya dengan apik. Memang tidak setiap episode diwarnai dengan love story, hei ini kisah 9 wali bung! Bukan FTV yang semua endingnya pasti jadian. Namun, sesekali ada episode dimana sang sunan bertemu dengan jodohnya, disinilah keganjenan saya kumat hahaha.
Sejauh ini, Sunan favorit saya adalah Sunan Gunung Jati yang diperankan Mario Irwinsyah. Kenapa? Karena beliau selalu menundukkan pandangannya saat berbicara dengan wanita KYAAAAAA. Astaga hari gini kapan deh bisa nemu cowok sesopan itu :’3
Oke-oke, fokus! Memang mini seri ini tidak sesempurna film layar lebar, tapi sooo much better dari kebanyakan drama-drama tv Indonesia.
Recommended lah buat yang udah mulai jenuh sama pertelevisian Indonesia seperti saya 😉